Rabu, 12 Januari 2011

BOT Sebagai Solusi Pembiayaan Pembangunan Bus Rapid Transit (BRT) atau Busway di Surabaya

Kepentingan publik transportasi menjadi salah satu infrastruktur paling penting di kota – kota berkembang dengan tingkat masalah yang tinggi. Sebenarnya perencanaan pembangunan infrastruktur telah banyak, tetapi realisasinya sangat rendah. Akibat pertumbuhan ekonomi yang lamban yang berakibat kurang dapat mengimbangi tingkat pertumbuhan pencari kerja.

Seperti perencanaan Bus Rapid Transit atau Busway yang telah lama lama disebut – sebut pemerintah Surabaya untuk mengurangi kemacetan yang ada di Surabaya. Rencana pembangunan BRT atau Busway ini akan direalisasi secepatnya, paling lambat tahun 2013 mendatang. Proyek ini telah digagas pemerintah sejak lama namun sempat gagal pada tahun 2007 dikarenakan masalah pendanaan. Saat ini gambaran angkutan masal yang ada di Surabaya, tidak layak, kumuh serta tidak nyaman, maka diperlukan alat transportasi yang lebih manusiawi agar masyarakat mau beralih dari kendaraan pribadi menuju kendaraan umum. Pemilihan alat transportasi masal ini jatuh pada busway dikarenakan busway lebih murah dalam proses pembangunan dan pengoperasionalannya. Selain itu, daya angkut Busway cukup besar dan bisa menjangkau rute yang ramai penumpang.

Pengembangkan busway di Surabaya tidak akan sama seperti di jakarta. Tidak semua ruas jalan busway yang akan dibangun menggunakan separator atau pembatas jalan yang dibuat dari beton. Sebab beberapa ruas jalan di Surabaya tidak lebar, nantinya ruas jalan yang tidak lebar akan menggunakan garis batas berwarna merah. Kebijakan ini diambil untuk menghindari pengurangan ruas jalan yang sudah sempit. Fase atau rute yang akan dilalui busway yaitu: pertama, membentang di koridor Selatan-Utara Surabaya, mulai Jl Ahmad Yani hingga Tanjung Perak. Fase kedua, mulai bundaran ITS menuju Banyu Urip hingga Tandes. Alternatif fase ketiga yaitu rute ke arah selatan melalui Jl Mayjen Sungkono ke arah Unesa di kawasan Citra Raya.

Anggaran untuk proyek busway telah masuk dalam APBD Kota Surabaya Tahun 2007. Tahap awal pengadaan busway sekitar Rp 90 miliar atau sekitar 43% dari nilai keseluruhan proyek yang mencapai Rp 206 miliar. Anggaran 206 miliar merupakan rincian kebutuhan dari pengadaan 83 unit bus Rp 78,85 miliar, pembuatan 41 jalur BRT Rp 69,7 miliar, pembuatan satu terminal Rp 2,5 miliar, pembuatan 47 halte Rp 16,45 miliar, pembuatan 36 unit JPO baru dan 7 unit JPO lama Rp 15,35 miliar, pembuatan 48 pedestrian Rp 12 miliar, pembuatan satu prasarana pendukung Rp 4,5 miliar, satu depo Rp 2,5 miliar, biaya sosialisasi Rp 1,5 miliar, dan biaya desain, studi, dan supervisi Rp 2,65 miliar.

Pembiayaan Busway dalam studi kelayakan akan menjadi tanggung jawab pemerintah dan swasta. Untuk pembiayaan pembangunan proyek, pemerintah mengajak swasta untuk kerjasama dengan melelang proposal pembangunan Busway. Dimana kerjasama swasta diutamakan dengan dengan pengusaha bus. Keterlibatan pihak swasta ini mengajak Perum Damri dan sejumlah perusahaan otobus (PO) di Jatim yang telah menyatakan kesediaannya untuk berpartipasi melakukan pembiayaan BRT. Berbicara masalah infrastruktur transportasi selalu terkait dengan pembiayaan dari pemerintah, jika hanya mengandalkan dana dari APBD, dikhawatir proyek ini akan berjalan lambat dan tersendat – sendat dikarenakan kebutuhan pembangunan tidak hanya terpaku pada busway.

Dalam pembiayaan pembangunan Busway ini dirasa kerjasama pemerintah swasta (KPS) dapat berupa BOT (Build Operation Transfer). Struktur dalam BOT yaitu pemerintah akan menyetujui untuk mengeluarkan tingkat produksi yang minimum untuk memastikan bahwa operator swasta dapat menutupi biayanya selama pengoperasian. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi resiko kegagalan pendanaan pembangunan di tengah – tengah pengerjaan proyek. Pada BOT pembangunan busway akan dibangun dan dikelola oleh swasta dan dalam jangka waktu tertentu busway serta fasilitas dan pendayagunaannya akan dikembalikan kepada pemerintah dan menjadi milik pemerintah sesuai kesepakatan. Dalam hal ini pemerintah bertanggung jawab terhadap investasi infrastruktur, sementara swasta investasi pengadaan bus dan pergorganisasiannya. Dengan BOT pemerintah akan meminimalisir dana pasca busway beroprasi, dimana diketahui pemeliharaan dan operasional bis serta sarana dan prasarana membutuhkan dana yang sangat besar.

Dengan adanya kerjasama pemerintah dengan swasta dalam pembangunan proyek busway akan mempengaruhi tarif untuk busway tersebut. Swasta dalam hal ini akan memberikan tarif sedikit lebih besar dibandingkan dengan alat transportasi lain yang dikelola oleh pemerintah. Biaya untuk busway meliputi biaya bus, tiketing, serta pelayanan lainnya. Dari rincian biaya tersebut dapat dibuat skenario berapa harga tiket busway. Pemerintah sebagai pemilik proyek diharapkan dapat memberikan subsidi agar harga tiket busway dapat terjangkau oleh semua masyarakat serta menjadi alat transportasi masal yang relevan.

Diharapkan dengan sistem pembiayaan BOT untuk pembangunan busway, proyek busway dapat terealisasi sesuai dengan rencana. Dengan terealiasinya busway tersebut, diharapkan dapat mengurangi jumlah kendaraan pribadi atau sepeda motor yang masuk ke kota sepanjang hari.

11 komentar:

  1. sebuah konsep yang menarik dan saya interest untuk diterapkan di sby, tapi terlepas dari manfaatnya yg sangat besar, bgaimana konsep anda untuk menarik minat investor dlm hal ini pihak swasta agar mau menanamkan modalnya bagi kemajuan transportasi sby ??????????????

    BalasHapus
  2. apakah dirasa perlukah busway di sby.. spt yang saudari bilang jalan di sby tidak diselebar jakarta. bukannya hal tersebut tambah mempersempit jalan dan menimbulkan kemacetan lagi? dan keuntungan yang bagaimana yang didapat oleh swasta dengan kerjasama dengan pemerintah dalam pembiayaan bus way ini sehingga pihak swasta mau diajak berinvestasi dalam proyek ini?

    BalasHapus
  3. konsep anda menarik :)

    mengandalkan BOT dalam pembiayaan busway surabaya.
    tapi sy menyambung dari perkataan ibu di atas, sy pikir penambahan ruas untuk busway akan mempersempit lebar jalan yg dpt mengakibatkan kemacetan

    sy lebih prefer bila BOT ini lebih diarahkan pada pengembangan sarana kereta api komuter (sby-sda/dsb), dengan penambahan gerbong ataupun perbaikan sarana
    trims :)

    BalasHapus
  4. Wow,
    Rute kedua: mulai bundaran ITS menuju Banyu Urip hingga Tandes. (kenapa gak dri dulu ya...)

    Baiklah yang ingin saya tanyakan apakah BOT merupakan solusi terbaik untuk pembiayaaan BRT ini?
    Adakah alternatif pembiayaan lain seandainya BOT tidak bisa terlaksana?

    BalasHapus
  5. pertanyaan saya simple, atas dasar analisis apa saudari Windi menggunakan sistem BOT untuk anggarannya?

    BalasHapus
  6. apakah hanya sistem pembiayaan BOT yang dapat digunakan dalam pembiayaan Busway ini ?
    adakah alternativ pembiayaan lain yang digunakan ?

    BalasHapus
  7. terima kasih atas smua pertanyaannya saudara :)

    @ biondi :konsep yang ditawarkan yaitu busway merupakan alat transpotasi masal yang telah digembargemborkan pemerintah saat ini dan akan mendatangkan keuntungan besar bagi swasta. karena melihat dari kinerja busway d jakarta yang dapat menyerap 4% dari seluruh pengguna kendaraan.
    hal ini akan mendatangkan keuntungan yang besar bagi swasta unutuk ikut mengelola..

    @ sani :menurut saya, surabaya saat ini memang sangat membutuhkan alat transportasi masal. hal ini terlihat dari pengguna kendaraan pribadi yang meningkat setiap harinya serta keadaan angkutan umum di SBY sangat tidak manusiawi.
    agar masyarakat maw beralih menggunakan kendaraan umum, maka perlu menfasilitasi alat transportasi masal yang lebih manusiawi dan menarik minat masyarakat.

    Keuntungan yang akan diterima oleh pihak swasta yaitu swasta mendapatkan retribusi dari pengguna busway dalam jangka waktu yan telah disepakati..
    dalam jangka waktu ini dipastikan swasta telah mendapatkan balik modal dari biaya pembangunan serta mendapat keuntungan yg lebih..

    BalasHapus
  8. @ Indri : terima kasih atas masukannya..
    menurut saya konsep busway di surabaya ini tidak akan memakan ruas jalan dengan beton pembatas seperti di jakarta namun hanya akan menggunakan garis mera yang tidak akan menggangu kinerja jalan.

    menurut saya,busway memang sangat diperlukan dikarenakan busway lebih murah dalam proses pembangunan dan pengoperasionalannya. Selain itu, daya angkut Busway cukup besar dan bisa menjangkau rute yang ramai penumpang. serta busway lebih dapat menjangkau daera manapun jika dibandigkan dengan kereta api komuter yang harus memiliki rute rel tersendiri..

    @ Meli : rute atau fase 2 memang telah direncanakan mulai dari bundaran ITS menuju Banyu Urip hingga Tandes.
    dahulu telah direncanakan konsep ini namun gagal pada tahun 2007..

    Menurut saya BOT merupakan sistem pembiayaan yang terbaik, dimana diketahui sistem BOT digunakan untuk pembangunan prasara dan sarana serta pada pembiayaan ini pemerintah tidak mengeluarkan dana sedikitpun tuntuk membangun proyek tersebut, peran pemerintah hanya sebagi pemilik proyek.
    hal ini jelas sangat menguntunkan bagi pemerintah..

    BalasHapus
  9. @ Arya :karena swasta lebih memiliki sarana dan prasarana yang menunjang proyek busway ini dibandingkan dengan pemerintah yang selalu terkendala dalam sarana & prasarana.
    dengan BOT pemerintah dalam pembangunannya tanpa mengeluarkan dana sedikitpun namun pada jangka waktu tertentu proyek tersebut akan manjadi milik pemerintah.
    dala hal ini pemerintah telah sangat diuntungkan..

    @ Handy : menurut saya memang sistem BOT merupaka sistem yang terbaik untuk pembangunan proyek ini.
    alternativ yang mungkin dapat yaitu dengan sistem Konsesi.
    namun pada konsesi, pembiayaan pembangunan pertama dibangun oleh pemerintah.
    hal ini jelas sangat memberatkan pemerintah,,karena dana yang tersedia dialokasikan untuk pembangunan yang lain

    BalasHapus
  10. klo menurut saya, untuk busway menyetujui pendapat saudari indri hanya kan menimbulkan kemactan baru karena jalan semakin sempit apalagi jalur busway hanya dibatasi garis merah nah itu malah jalur busway nantinya akn juga dipakai pengguna jalan laen. berarti sma saja donk. pertamnaya mau ga macet biz tu naek busway teryata jalurnya juga dapat dipake pelaku kendaraan yang curang mau cepat memakai jalur busway.
    dan untuk surabaya saya rasa hal yang harus dilakukan dalam hal transportasi massal yaitu pembiayaan terhadap penggalakan angkutan umum terlebih dahulu. saya rasa itu dahulu yang penting.. klo busway untuk sekarang dirasa masih belum perlu..

    BalasHapus
  11. Terima lasih atas masukannya saudara Sanai :)
    kritikan ini menjadi pertimbangan bagi saya..

    BalasHapus